08 June 2004

Milih presiden

Tibalah pada tanggal 5 Juli 2004. Penduduk yang punya kartu pemilih mendatangi TPS. Di salah satu TPS ada seorang pemilih yang telah masuk ke bilik sekitar lima menit keluar lagi dengan wajah marah, lalu berteriak, "Kertas suara ini salah cetak. Masak tak ada namanya Siswono Yudhoyono1"

Pada giliran lain, ada seorang pemilih yang begitu lama di dalam bilik tak keluar-keluar. Karena sudah melebih waktu wajar, petugas PPS mendatangi bilik, lalu dari luar bilik ia berkata:
PPS: Sudah, pak
Pemilih (agak gugup): bentar, sebentar lagi, mas
PPS: jangan lama-lama pak
Pemilih: baik, mas
Satu menit berselang, si pemilih keluar, tersenyum ke petugas PPS dan dengan terburu-buru menuju kotak suara. Karena begitu tergesa, ia tersandung, dan gedubrak. Ia terjatuh, dan berserakanlah pensil warna di sekeliling tubuhnya yang terjerembab itu. Sementara kertas suaranya meski tak terbuka semua, menyembul gambar wiranto sudah berwajah merah dan berkumis. Orang lain pada senyum-senyum saja. Karena mereka yakin, bukan cuma wajah wiranto yang berubah, tetapi semuanya, sebab si pemilih tadi ada di bilik lebih dari 20 menit!

Ada satu peristiwa lagi. Seorang ibu menunggu giliran mencoblos. Di beberapa lokasi di sekeliling TPS ada alat peraga. Ia berkomentar. "Kenapa presiden sama wakilnya fotonya di kotak sendiri-sendiri. Kan lebih bagus kalau mereka fotonya berpelukan, kayak teletubbies." Mungkin usulnya juga dapat menghemat ongkos cetak.

Ah... sebel!



No comments: