25 June 2004

Asap

Sejak tahun 1997, pas krisis menghantam Indonesia, asap dari kebakaran hutan di Indonesia telah terbang hingga ke Singapura dan Malaysia. Sejak tahun itu, asap jadi problem serius bagi kedua negara tadi. Dari tahun ke tahun, kedua negara tadi 'membantu' Indonesia memadamkan kebakaran hutan yang terjadi di Sumatra dan Kalimantan.

Bantuan mereka mungkin karena merasa bertanggung jawab juga sebab kedua negara tadi adalah asal cukong yang mendanai penebangan hutan di Indonesia. Bahkan jaringan cukong ini telah begitu kuatnya di Kalimantan, sampai-sampai petugas penjaga ketertiban di sana, polisi, aparat pemerintah daerah dan juga kepala adat di sana, jadi kawan mereka. Mungkin dalam konteks inilah pernyataan Hamzah Haz, wakil presiden RI dapat dimengerti. Di harian Koran Tempo, Hamzah dikutip seperti ini: "Jelas mereka kena. Tapi kan banyak kayu yang dilempar dari sini jatuh ke Malaysia dan Singapura."

Pernyataan ini mungkin tak sepantasnya keluar dari mulut orang nomer dua di negara kita itu. Mungkin akan lebih elok bila Hamzah agak diplomatis. Kendati tak dipungkiri juga, pernyataannya juga merupakan 'jeritan' sebagian besar rakyat Indonesia terhadap perilaku kedua negara yang sepertinya benar-benar memanfaatkan ketidakberdayaan Indonesia.

Tidak berdaya? Iyalah. Lihat bagaimana ribuan TKI bertekad bulat bekerja di kedua negara tadi, dan kemudian dicap sebagai pendatang haram di Malaysia. Lihat juga perlakuan para majikan di Singapura sebagaimana nampak dalam nasib TKI Nirmala Bonet. Lihat bagaimana Singapura berkongkalikong menenggelamkan pulau-pulau di Kep. Riau. Lihat bagaimana Malaysia berlagak pilon mendiamkan penyelundupan kayu dari Indonesia ke Malaysia.

Adakah ungkapan tadi kecemburuan, tak mau merasa kalah, atau semacam ultra-nasionalisme? Tak tahulah... dan mungkin juga tak penting...

Yang pokok, kita ini memang paling spontan dalam mencari kambing hitam. Sekali ada pihak yang 'kelihatannya' dapat disalahkan, langsung saja kita dengan sangat terlatih dan fasihnya menghajar pihak itu. Memang dalam kasus asap ini, Malaysia dan Singapura juga salah. Tetapi harus diingat juga, pangkal kesalahan ada di kita sendiri.

Saya jadi ingat seorang kawan, yang selalu bernyanyi untuk mengusir asap tiap kali ber-api-unggun-an: Asap, sana, sana, Ibu beli daging, sana, sana

Entah apa sebenarnya maksud syair itu, tetapi kadang-kadang, nyanyiannya berhasil mengusir asap.

No comments: