04 March 2004

Usaha Sendiri

Adalah membuang waktu untuk mengharapkan ada mukjizat yang menguntungkan kita. Seluruh keajaiban yang menimpa kita adalah buah dari usaha kita sendiri. Besar kecil usaha berbanding lurus dengan besar kecilnya keuntungan yang kita peroleh.

Dulu, saya adalah orang yang tak percaya pada nasehat-nasehat orang bijak bahwa letak segala perubahan adalah diri kita sendiri. Bukannya mereka berkata salah, ataupun karena saya tidak tahu itu. Saya pikir itu cuma buang-buang waktu. Tentu saja semua orang akan tahu apa yang akan mereka lakukan tanpa harus dinasehati dulu. Apalagi bila itu berhubungan dengan "survival".

Jadi ketika ada iklan koran yang menawarkan sesi pengembangan dan atau motivasi diri serta beraneka ragam buku yang membahas perihal serupa, saya acuhkan saja. Dalam hati, "adakah orang yang rela dan ikhlas menghabiskan uang untuk itu?". Ternyata banyak.

Sepertinya banyak dari kita kehilangan kepercayaan diri. Bukan berarti mereka sendiri menghilangkannya, akan tetapi situasi yang mereka hadapi saat ini membuat mereka hilang akal, buntu dan kesepian. Duh, begita kejamnya lingkungan kita ini.

Jeleknya, kebanyakan dari kita tak sanggup bangkit sendiri menjadi diri kita yang biasa lagi setelah terpuruk, dalam bisnis, pekerjaan dan cinta. Seolah seluruh dunia ada di pundak mereka. Jalan keluar yang tersedia satu-satunya adalah menuju ke "pelarian diri". Tak mau menghadapi kenyataan. Sebab itu perlu diciptakan kenyataan lain yang berasal dari kenyataan yang nyata. Istilah yang menyederhanakan adalah "impian". Kata seorang pintar Prancis, disebut: hiperealitas. Singkatnya, banyak yang sekarang hidup dalam impian.

Dan untuk bangun dari mimpi itu ternyata butuh lebih dari sekedar "kemauan". Harus ada situasi lain yang menarik mereka keluar dari itu. Harus ada bantuan dari orang lain. Inilah fungsi para motivator kepercayaan diri. Supaya peserta sesi ini atau pembaca buku dapat memberi makna pada diri mereka sediri dengan cara apapun.

Melihat dalam konteks yang lebih luas, sepertinya masyarakat Indonesia juga perlu sesi memulihkan percaya diri mereka. Sebelum krisis, semua orang dapat hidup enak. Akan tetapi sebagian besar adalah karena ketergantungan. Dan ketika gantungan itu runtuh, semuanya jadi berantakan.

Saat ini ketika masyarakat belum cukup mampu berdiri sendiri, krisis lain datang silih berganti. Ada harga kebutuhan pokok yang naik, ada bencana alam di sana sini, ada orang yang tidak tahu diri mencalonkan jadi pemimpin. Semuanya kelihatan tidak tertib.

Nah, daripada terlibat pada hal-hal semacam itu, mungkin akan lebih baik berusaha sendiri. Karena bila berharap pada "gantungan", tak ada harapan. Dengan memulai usaha sendiri, kita juga membangun masyarakat yang pada nantinya punya "daya tawar" tinggi dan kuat ketika berhadapan dengan "gantungan" yang ada.

Semoga kita bisa mulai usaha sendiri hari ini. Ciao!!

No comments: