17 February 2004

Demam Berdarah

Sudah banyak yang meninggal, kebanyakan anak-anak. Bukan di Jakarta saja, tetapi di daerah lain juga ada. Mewabah sejak Januari 2004 dan baru diumumkan sebagai Keadaan Luar Biasa (KLB) Februari. Dengan ini, pemerintah dapat mengeluarkan dana emergency. Terlambat? Yah, itu kan sudah wataknya Indonesia= CELUP TELMI (Cepat lupa, telat mikir). Flu burung yang lagi nge-trend itu, ternyata sudah ketahuan sejak November 2003, tapi baru dipublikasikan awal tahun 2004! Politis? Semua di Indonesia jadi politis. Kita kentut di DPR aja mungkin akan dianggap politis!

Karena watak pemerintah yang seperti itu, akan lebih baik sebenarnya bagi kita untuk aktif sendiri. Apabila ada kabar tak enak datang, ya kita siap-siap saja. Ada deman berdarah, ya kita bersih-bersih rumahlah. Bakal ada banjir, ya kita siapkan Standard Operating Procedure sendiri untuk mengungsi. Ada ancaman kerusuhan, ya kita menumpuk minyak tanah atau beras untuk persiapan.

Oops, kalau yang terakhir dimanfaatkan dengan baik oleh pengusaha yang cerdik pandai sekaligus egois tak bermoral Pancasila! Sebenarnya, langkah itu bukan salah mereka juga. Sebab, yang memicu segalanya adalah keadaan. Karena keadaan tertentu, seseorang dianggap sah di muka hukum, untuk mengambil langkah-langkah darurat.

Karena keadaan pula, pemerintah akan berdalih macam-macam untuk keterlambatan apapun yang mereka lakukan. Force mejeur. Enak benar?

Lalu apa saja kerja mereka kalau ternyata tak bisa mengatasi keadaan. Bukankah inti dari segala pekerjaan pemerintah adalah menguasai keadaan. Coba lihat saja TNI/Polri, "keadaan aman terkendali" dan bom serta kerusuhan etnis ada di mana-mana. Belum lagi kapak merah serta kombinasi warna-benda tajam lainnya.

Bagaimana mungkin "keadaan" tidak taat lagi kepada aparat negara lagi. "Keadaan" telah mbalelo, dissident, subversif, setan gundul, dll, dsb. Mungkin "keadaan" sekarang juga tahu, tunduk patuh kepada aparat negara tak ada untungnya bagi mereka. Jadi lebih baik independen saja. Lebih menguntungkan dan sepertinya juga lebih bergengsi.

Dilihat dari situasi ini, sepertinya keadaan deman berdarah juga akan bergerak bebas di Indonesia layaknya segala hal dan semua orang Indonesia sendiri sekaligus orang asing bebas bergerak di sini. Masing-masing berusaha menguasai "keadaan" mereka masing-masing karena orang yang seharusnya menguasai mereka juga sedang sibuk mengurusi "keadaan" yang lain untuk kepentingan mereka sendiri, yakni Pemilu 2004! Beberapa "keadaan" memang dapat bekerja sama selama hal itu dapat menciptakan sintesa "keadaan" yang lebih baik. Tetapi sintesa macam itu tak akan menciptakan "keadaan" yang lebih baik bagi masyarakat.

Walhasil, wabah deman berdarah saat ini mungkin akan sukses seperti Inul menggoyang Indonesia! Serem banget sih... apa asyik banget ya?

No comments: